Coral Day KiTaBangGa

Blog informasi tentang event Coral Day KITA BANGGA 2014

Friday, April 10, 2015

Cara Menyelamatkan Terumbu Karang yang Rusak

with 0 Comment
Inilah Resep Menyelamatkan Terumbu Karang yang Rusak
Terumbu karang yang sehat sudah menurun hampir 50% jumlahnya dalam 40 tahun terakhir.  Foto: google

Dengan menambahkan populasi ikan di ekosistem terumbu karang, diharapkan dapat mengembalikan fungsi terumbu karang di laut.

Hasil studi terbaru yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari Australian Institute of Marine Science, James Cook University mengungkap bahwa kunci mengembalikan ekosistem terumbu karang di laut adalah dengan menambah jumlah populasi ikan.

Jika dalam suatu ekosistem terumbu karang jumlah populasi ikan sudah mencukupi, perlu dilakukan relokasi jumlah ikan untuk ditempatkan di ekosistem terumbu karang yang kekurangan ikan. Dengan begitu diharapkan peran ikan akan sangat berguna dalam pemulihan fungsi ekosistem terumbu karang.

Jumlah populasi terumbu karang dunia kian menipis akibat adanya eksploitasi laut yang tak terkontrol dan polusi. Terhitung sebanyak 20% terumbu karang dunia menghilang akibat perubahan iklim dan pemancingan ilegal yang terjadi selama 30 tahun terakhir.

Para ahli terumbu karang menyarankan untuk adanya kesadaran dari para nelayan dan pihak-pihak terkait untuk mengetahui jumlah aman pemancingan ikan di sekitar terumbu karang, agar tidak mengancam kelangsungan ekosistem terumbu sekitarnya.

Inilah Resep Menyelamatkan Terumbu Karang yang Rusak
Para relawan menyelam untuk melakukan transplantasi karang dalam kegiatan Coral Day. Foto: @coraldayindo

Inilah Resep Menyelamatkan Terumbu Karang yang Rusak
Para relawan menyelam untuk melakukan transplantasi karang. Foto: @coraldayindo

Dalam hasil penelitian yang dilakukan pada 832 terumbu karang yang tersebar di 64 lokasi di seluruh dunia, para ilmuwan menemukan beberapa fakta sebagai berikut:

1. Terumbu karang merupakan tempat bagi setidaknya 1000 kilogram ikan per hektarnya.

2. Terumbu karang yang rusak adalah terumbu karang dengan populasi ikan sebanyak 100 kilogram per hektar.

3. Untuk mengembalikan fungsi terumbu karang yang baik adalah dengan membiarkan ikan dengan spesies rudderfish, parrotfish, surgeonfish, rabbitfish, dan plaktivora.

4. Dari 832 terumbu karang yang diteliti, 83% diantaranya memiliki kurang dari 500kg ikan yang menjadi standar minimal terumbu karang sehat.

5. Terumbu karang yang kekurangan populasi ikan dapat "sembuh" dalam waktu kurang lebih 39 tahun, sementara yang benar-benar hancur (akibat polusi, pengeboman, dan lain sebagainya) butuh waktu pulih selama 59 tahun.




Tuesday, March 24, 2015

Menuju Coral Day 2015 KiTaBangGa

with 0 Comment
Menuju Coral Day 2015 KiTaBangGa
Coral Day KITABANGGA 2015.
Menuju Coral Day 2015 KiTaBangGa

Coral Day 2015 yang akan diadakan di desa Libas, pulau Bangka, Sulawesi Utara! Latar belakang diadakannya event ini adalah untuk meningkatkan awarenes masyarakat luas tentang betapa pentingnya terumbu karang. Image ini adalah gambaran, apa yang terjadi jika terumbu karang lenyap. Mengerikan ya? Nah, fenomenanya, banyak terumbu karang rusak, baik karena kondisi alam mau pun karena kecerobohan manusia. Diperkirakan, jika kita terus tak peduli, maka dalam 20 - 40 tahun yang akan datang, terumbu karang akan benar-benar habis.

Menuju Coral Day 2015 KiTaBangGa
Infografis, Jika Terumbu Karang Hancur

Mengenal Coral Day KITABANGGA

Coral reefs represent some of the world's most spectacular beauty spots, but they are also the foundation of marine life: without them many of the sea's most exquisite species will not survive. - Sheherazade Goldsmith

Tidak banyak yang menyadari bahwa terumbu karang adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan bawah laut DAN juga berpengaruh bagi kehidupan masyarakat. Padahal terumbu karang merupakan elemen vital, yakni sebagai penyedia sumber makanan dan tempat tinggal bagi beragam spesies dalam ekosistem bawah laut. Selain itu, terumbu karang pun bisa menahan abrasi pulau plus menjadi daya tarik wisata sehingga bisa membantu kehidupan orang-orang di sekitarnya.

Bayangkan jika terumbu karang tidak ada, nelayan-nelayan akan kehilangan mata pencahariannya serta pulau-pulau akan banyak yang mengalami abrasi.

Namun pada kenyataannya, jumlah terumbu karang memang semakin lama semakin berkurang karena banyak penyebab, dari masalah alam seperti pengaruh perubahan iklim, sampai ke masalah perbuatan tangan manusia yang kurang berhati-hati. Menurut perkiraan, sampai 20 tahun yang akan datang terumbu karang akan punah sama sekali. Kondisi seperti ini tentunya menjadi ancaman bagi stabilitas ekosistem, yang secara langsung juga berpengaruh pada kehidupan kita, manusia. Kita akan kehilangan sumber nutrisi serta protein yang berasal dari spesies bawah laut.

Untuk mengatasi permasalahan ini, pada Hari Bumi 22 April 2010 dicanangkanlah sebuah gerakan untuk menyelamatkan terumbu karang yang disebut Coral Day. Pelaksaan event Coral Day ini berhasil pada empat tahun terakhir, yakni di pulau Serangan (Bali) di tahun pertama, di Belitung di tahun kedua, pulau Seribu di tahun ketiga, di tiga tempat tersebut secara serentak di tahun keempat. Pada intinya event Coral Day ini adalah untuk meningkatkan awareness masyarakat mengenai pentingnya terumbu karang bagi kehidupan manusia

Di tahun 2015 event Coral Day akan diadakan di desa Libas, pulau Bangka, Sulawesi Utara.

Pulau Bangka ini terletak di posisi strategis perairan Kepulauan Kinabuhutan – Talise – Bangka dan Gangga (yang disingkat menjadi Kepulauan KitaBangga). Di perairan kepulauan ini terdapat beragam mamalia seperti lumba-lumba dan dugong. Selain itu ada pula spesies langka seperti ikan purba Coelacanth Sulawesi (Latimeria Menadoensis), ikan hiu sirip putih, ikan hiu sirip hitam, penyu, ikan Napoleon dan kuda laut pigmi. Keempat rangkaian pulau tersebut juga merupakan daerah penyangga taman Nasional Bunaken dan berlokasi di daerah coral triangle. Bisa dikatakan bahwa terumbu karang adalah penopang kehidupan masyarakat di kepulauan KitaBangga.

Sangat disayangkan perairan di wilayah ini mengalami kerusakan akibat penggunaan bom dan potassium sianida dan sedang dalam proses menumbuhkan kembali terumbu karang. Lalu ada hal-hal lain yang tidak menguntungkan kelestarian terumbu karang di kepulauan ini yang mungkin teman-teman bisa dicari beritanya di berbagai situs dengan keyword pulau Bangka, Sulawesi Utara.

Hal inilah yang menyebabkan kepulauan ini dijadikan tempat pelaksanaan Coral Day 2015 ini. Selain untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya terumbu karang, juga untuk mendesak terbentuknya marine protection area, sehingga seluruh spesies di dalamnya terlindungi. Pada event ini juga akan diadakan penanaman kembali terumbu karang yang telah rusak.


Selengkapnya Klik Disini 


Menuju Coral Day 2015 KiTaBangGa
#NB

Panitia penyelenggara Coral Day 2015 membutuhkan dukungan teman-teman Coral Lovers dan Mereka yang Peduli pada Lingkungan agar event ini bisa terlaksana di: (Klik Disini) 

Juga bantuan untuk menyebarkan tulisan ini pada teman-teman dan handai taulan, agar lebih banyak lagi yang peduli.

Semoga Bermanfaat...

Friday, June 20, 2014

Coral Day 2014: Mari Jaga Torang pe Laut

with 0 Comment
Coral Day 2014: Mari Jaga Torang pe Laut
Relawan yang turut hadir dalam kegiatan Coral Day 2014 membentangkan spanduk bertuliskan "Mari Jaga Torang p Laut" (Manado) a.k.a "Mari Jaga Laut Kita" (Indonesia). Foto: Jemmy Manueke.
Puncak pelaksanaan kegiatan Coral Day 2014 yang bertema "Healthy Coral for Healthy People," berlangsung sederhana di pesisir pantai Desa Lihunu, Pulau Bangka, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Sabtu-Minggu (14-15/6/14). 

Gelaran Coral Day kali ini memasuki tahun kelima. Kali pertama digelar di Bali pada 2010 silam, bersamaan dengan peringatan Hari Bumi. Kemudian di Belitung, lalu di Pulau Pramuka - Kepulauan Seribu, dan pada tahun keempat dilaksanakan serentak pada tiga lokasi tersebut.  

Kegiatan tahun ini dipusatkan di kepulauan KitaBangga (akronim dari nama empat pulau utama dalam kawasan tersebut yakni: pulau Kinabuhutan, Talise, Bangka dan Gangga) tepatnya di Desa Lihunu _salah satu dari empat desa yanga ada di pulau Bangka. 

Kegiatan Coral Day berangkat dari kesadaran terumbu karang minim. Padahal, terumbu karang sebagai jaminan ketersediaan ikan bagi laut.

Guna meningkatkan kepekaan dan kesadaran masyarakat di Indonesia, terutama di Sulut untuk melindungi ekosistem terumbu karang. Terlebih pulau Bangka kini tengah berada di ambang kehancuran akibat izin usaha pertambangan yang diterbitkan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara kepada PT. Mikgro Metal Perdana (MMP). Meskipun sudah ada putusan dari Mahkamah Agung yang memerintahkan izin tambang dicabut dan ada rekomendasi UKP4, agar tambang berhenti, tetapi hingga kini PT MMP masih memaksakan untuk beroperasi.

Pemilihan lokasi bukan tanpa alasan. Kepulauan KitaBangga diyakini memiliki keragaman hayati perairan sangat unik, sekaligus menjadi kawasan ekosistem penyangga Taman Nasional Bunaken. Selain itu, kawasan tersebut merupakan bagian dari Sulu Sulawesi Marine Ecoregion, yang harusnya dilindungi. 

Kepulauan KitaBangga, merupakan wajah pengelolaan kepulauan di Sulut. Sebagai satu dari tiga lokasi wisata diving terkenal di dunia. Kawasan tersebut juga masuk dalam peta perwilayahan pembangunan 50 destinasi pariwisata nasional.

Wilayah sekitar terumbu karang tempat memijah sebagian besar ikan. Nutrisi masyarakat dunia, berasal dari protein ikan laut, tergantung keberadaan terumbu karang.

Kawasan kepulauan dengan luas 294 km ini, merupakan lintasan mamalia, seperti lumba-lumba dan habitat hewan langka, seperti dugong/duyung. Terdapat pula ikan purba Coelacanth Sulawesi (Latimeria menadoensis), hiu sirip putih, hiu sirip hitam, penyu, dan napoleon.

Coral Day 2014: Mari Jaga Torang pe Laut
Anak-anak dari Kepulauan KitaBangga foto bersama usai mengikuti lomba menggambar & mewarnai dalam rangkaian kegiatan Coral Day 2014. Foto: Yuris Triawan


berikut beberapa dokumentasi pesona alam di lokasi kegiatan Coral Day KitaBangga 2014
(klik pada hastag Pesona Kepulauan KitaBangga)